Minggu, 27 Juni 2010

Elang


Elang Hitam 2
Identifikasi
Elang hitam dari Carita, Pandeglang, Banten
Burung yang berukuran besar, dengan panjang (dari paruh hingga
ujung ekor) sekitar 70 cm. Sayap dan ekornya panjang, sehingga
burung ini tampak sangat besar bilamana terbang. Seluruh tubuh
berwarna hitam, kecuali kaki dan sera (pangkal paruh) yang berwarna
kuning. Sebetulnya terdapat pola pucat di pangkal bulu-bulu primer
pada sayap dan garis-garis samar di ekor yang bisa terlihat ketika
burung ini terbang melayang, namun umumnya tak begitu mudah
teramati.[1] Jantan dan betina berwarna dan berukuran sama.
Sayap terbentang lurus, sedikit membentuk huruf V, dengan pangkal
sayap lebih sempit daripada di tengahnya, serta bulu primer yang
terdalam membengkok khas, membedakannya dari elang brontok
(Spizaetus cirrhatus) bentuk yang hitam. Elang hitam juga sering
terbang perlahan, rendah dekat kanopi (atap tajuk) hutan.Bulu Primar
lebih menjari.
Terdapat 2 pose terbang, saat gliding (meluncur) dan soaring
(mengintai). Saat gliding bulu paling ujung menekuk kedalam, dan saat
soaring bulu ini terbentang dan terlihat menyamping.
Bunyi meratap berulang-ulang, biasanya disuarakan sambil terbang
tinggi berputar-putar, klii-ki …klii-ki atau hi-li-liiiuw.
Burung remaja berwarna pucat, dengan coret-coret kuning pucat di sisi bawah tubuh dan sayap.
Penyebaran dan kebiasaan
Elang hitam menyebar luas mulai dari India, Sri Lanka hingga Asia Tenggara, Sunda Besar, Sulawesi dan Maluku.
Burung ini hidup memencar di dataran rendah, hutan perbukitan hingga wilayah yang bergunung-gunung pada
ketinggian sekitar 1.400 m (di Jawa hingga sekitar 3.000 m) dpl.
Memangsa aneka jenis mamalia kecil, kadal, burung dan terutama telur, elang hitam dikenal sebagai burung
perampok sarang. Melayang indah, burung ini kerap teramati terbang berpasangan di sisi bukit atau lereng gunung
yang berhutan. Dengan tangkas dan mudah elang ini terbang keluar masuk dan di sela-sela tajuk pepohonan.[2]
Cakarnya yang tajam terspesialisasi untuk menyambar dan mencengkeram mengsanya dengan efektif.
Sarang berukuran besar terbuat dari ranting-ranting dan dedaunan yang tersusun tebal, diletakkan pada cabang pohon
yang tinggi di hutan yang lebat. Bertelur satu atau dua butir, bulat oval, sekitar 65 x 51 mm, berwarna kuning tua
bernoda coklat kemerahan. Di Jawa berbiak pada sekitar bulan Mei.[3]

Tidak ada komentar: